I Found Me A Shelter


I Found Me A Shelter
(Aku menemukan diriku tempat berteduh)

Aku telah mengabadikan seluruh pemandangan dalam badai kala itu didalam kepalaku, hingga anginlah yang mampu membawa ku ke tempatku berteduh saat ini, senang rasa nya bisa menemukan tempat beristirahat,berpikir aku mungkin akan mengabiskan banyak waktu hanya untuk merenung, berpikir, melamun, semua pilihan ada ditanganku, atau mungkin aku bisa memilih untuk bersenang senang saja. Setelah kupikir lagi aku hebat juga bisa melewati semua hal tadi, tadi? atau kemarin? sepertinya aku lupa... 

Aku ingat salah satu diantaranya, dimana aku hampir lupa akan siapa diriku, gila bukan? seseorang bisa membuatmu se mabuk itu, aku nyaris tidak sadarkan diri, seseorang yang pernah membawa lari hal yang sangat penting dalam hidup ku, yaitu diriku sendiri dan kata cinta sebagai bayarannya. hilang sebagian diriku kala itu, aku masih mencoba mengingat apakah aku benar benar utuh saat itu, kurasa tidak. When he left he took a piece of me away. and i let him.. hujan pertama yang kulalui. Sejujurnya aku pikir itu adalah badai terbesar dalam hidupku yang pernah aku hadapi, sampai pada waktu dimana aku sadar terenyata semua ini hanyalah beberapa badai dalam sebuah badai besar yang aku akan hadapi. 

Belum aku sempat menemukan tempat singgah untuk berteduh, aku kedinginan diselimuti kesepian, angin kehampaan rasa bertiupan. Yang ku ingat hanyalah diriku sepenuhnya utuh hanya jika aku bersamanya. Hujan kali ini makin deras, aku hampir tidak bisa melihat jelas apapun yang ada di depanku, tetapi aku terus berjalan, seperti layaknya orang buta, terus berjalan aku tidak memilih berhenti, hingga aku terjatuh keras oleh licinnya jalan. aku terluka saat itu, bekasnya tidak akan bisa hilang. lagi lagi semua pilihanku, aku bisa saja memilih untuk berhenti dan tidak meneruskan perjalan dalam hujan yang bodoh itu. semua memang salahku.

Aku mendengar dalam diriku berbisik "apalagi yang kau tunggu Talula? cobalah untuk membuka mata lebar lebar liat sekelilingmu", aku mencoba mengingat ingat lagi, aku bahkan tetap berjalan kedepan. tinggal menunggu kalau kalau sekarang ada petir yang bisa menyambarku, pasti aku akan langsung mati. aku terus berjalan merasakan badai itu... hingga sampai aku pada titik lelahnya aku berjalan, diriku memutuskan untuk berhenti, menghentikan langkah kaki, membuka mata, melihat sekeliling apakah ada tempat yang benar benar layak untuk diriku berteduh didalamnya. Banyak sekali tempat kulihat, aku berjalan kesalah satu diantaranya, mengikuti naluriku... lagi lagi diri ini sendiri membuat keputusan. 

Tiba aku ditempat itu, tempatnya nyaman, walaupun tidak nyaman dilihat tapi tempat itu bisa memberikan ku rasa aman dari badai. Aku merasa seperti diri sendiri didalamnya, berkeliling di dalamnya kalau kalau aku menemukan bagian diriku yang pernah hilang, tetapi untuk setelah sekian lama aku merasa utuh, kuputuskan lagi untuk menetap saja disini di Selter ini. Selter ini adalah diriku sendiri, dimana diriku lah yang bisa kujadikan rumahku bukak oranglain, diri kita seutuhnya milik kita sendiri, kau sendiri yang memutuskan, bukan mereka. Aku senang bisa kembali kerumah, memperbaikinya,mengenal sendiri rumahku, selterku, sebelum akhirnya aku memutuskan lagi untuk keluar dan mampi kerumah orang lain. Semoga sudah tidak ada lagi badai diluar sana.

By : Talula
Ps : tulisan diatas hanyalah ilustrasi singkat dan sederhana yang mengilustrasikan tentang hubungan2 relasi roman sang penulis.

Comments

Popular Posts