Semua Orang Berhak Menilai

 


    Bahagia dirasakan ketika kita bisa hidup di dunia ini tanpa harus memikul beban beban pikiran atas penilaian orang lain terhadap diri kita. Karena menurutku, menjalani hidup menjadi diri sendiri adalah suatu kemerdekaan. karena banyak juga orang yang ternyata dirinya masih dijajah oleh rasa 'takut akan penilaian orang lain' terhadap dirinya atau bahasa kerennya takut di Judge. Sehingga yang terjadi adalah mereka menjadikan pribadi mereka sebagai orang yang penakut, takut berekspresi, takut untuk memulai hal hal yag mereka sukai bahkan yang lebih parahnya lagi orang orang ini hidup dengan tidak menjadi diri mereka sendiri, and that's the saddest part.

    Apakah seseorang berhak untuk menilai seseorang lainnya? lalu apakah seseorang selalu perlu mengklarifiaksikan dirinya terhadap penilaian orang lain yang iya dapat? ini mengingatkanku akan satu pengalamanku tahun lalu ketika masih kuliah. Kuliah di salah satu kampus swasta di kota Yogyakarta yang menurutku lingkungannya terlalu sempit sehingga isinya juga orang orang dengan pemikiran yang sempit. Bahkan beberapa dari mereka mungkin berpikir 'keren sekali' ketika bisa mencampuri urusan orang lain. Ewh...

    Suatu hari aku sedang ada kelas (studio tugas akhir), hari itu aku bimbingan dengan dosen pembimbingku, aku bisa bilang kami tidak terlalu dekat, saat sedang ditengah tengah bimbingan dia mengeluarkan beberapa kalimat yang langsung aja membuatku bertanya dalam hati "ini serius dosen ngomong kek gini?" "kalo yang lain dari yang gapake jilbab jadi pake jilbab, kok kamu dari pake jilbab malah lepas?" kata bapak dosen. Dengan mengalahkan ego diri yang keras kepala ini, aku cuma diam pura pura budeg, ya aku kacangin aja dia gitu.

    "Yaudah gapapa gapake jilbab yang penting kelakuannya baik" dia melanjutkan perkataannya tadi, i mean what the fuck? didn't ask for ur opinion dude. Selepas dari bimbingan, banyak sekali pertanyaan pertanyaan dalem kepala yang bermunculan. Baik tidaknya kelakuan seseorang dinilai dari dia pake jilbab atau engga? menurutku itulah penilaian bapak tadi melihat orang yang buka lepas jilbab. Apa ajasih memang yang orang tahu tentang kelakuan seseorang kalau dia pake jilbab?  Apa ajasih memang yang orang tahu tentang kelakuan seseorang kalau dia lagi gapake jilbab? di bagian mana yang bisa menjadikan itu sebagai indikator?, tolong pak jawab.

    Semua keputusan yang aku buat dalam hidup adalah murni atas dasar kemauanku sendiri, bukan karena orang lain. Setiap orang berhak untuk menentukan jalan hidupnya masing masing selagi ia tidak membunuh. Alangkah lebih baiknya jika orang orang lebih memilih untuk mind their own bussiness dari pada sibuk untuk menilai perbuatan perbuatan orang lain yang bahkan sama sekali gada hubungannya sama kehidupan dia. Terkadang 'Diam Itu Emas' ada baiknya walaupun ada juga yang 'Diam diam berak di celana' (diam diam menghanyutkan)

    Semua orang berhak menilai, tapi bukan berarti mereka bisa menjustifikasi.penilaian mereka because nobody needs that you're not her parents, not even family. 


Comments

  1. Bagaimana kalo kita sudah hidup dalam sangakar (balas budi) apa yang mereka minta pasti menjadi pertimbangan berat bagi kita. Sebab apa yang telah mereka korbankan untuk kita adalah kepuasan untuk mereka banggakan kepada orang lain. Kita ingin hidup dengan keinginan kita, tapi menurut mereka apa yang kita pilih adalah jalan yang salah. Lantas kita mentang demi keinginan kita. Atau malah mengikuti kata mereka demi balas budi dengan apa yang mereka beri.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts